yang dirindukan
gairah dalam memendam
lava cinta
terbentur tembok-tembok grafiti kota
keinginan menghirup nafas lembut penuh sayang,
terkoyak asap-asap angkutan kota
rasa cinta yang menagihkan
dalam aroma tak terhirup
yang selalu menggetarkan
tak bisa lagi
sepertinya rasa itu hilang
dicabut perlahan oleh kesibukan
dan hasrat-hasrat rendahan
atau iblis telah membelah hatiku
dan membenamkan cinta
jauh ke dalam, terlampau jauh
hingga sulit digenggam kembali
hanya tawa kering yang ada
tanpa darah didalamnya
kurindukan
kentalnya rasa cinta yang menyekat tenggorokan
memiriskan senyum, dan membuat semuanya menjadi manis
kurindukan
hati kecil yang indah dari seorang gadis,
romantisme dalam kecemasan,
rasa melindungi.
dan sekejap saja
nafsu mengacaukannya
menjegal mata untuk melihat lebih jauh
mematikan indera untuk merasakan
getaran kuat dari hati lembut di seberang
ah,
bibir yang dikecup khidmat
pipi lembut yang berbaring di telapak tangan
dan suara lembut yang selalu seperti nyanyian
———
4:08 PM 7/20/2005
nazla 4:19 pm on July 20, 2005 Permalink |
cik atuh,ba. jangan lelah di tengah jalan mulu hihi..
Tobse 4:19 pm on July 20, 2005 Permalink |
hehehe,… tenang lu, ini laen kasus..
reeko 4:19 pm on July 20, 2005 Permalink |
waahhhh, pengeeeen huerhuerhuer
a 4:19 pm on July 20, 2005 Permalink |
bibir yang dikecup khidmat
pipi lembut yang berbaring di telapak tangan
dan suara lembut yang selalu seperti nyanyian
viya 4:19 pm on July 20, 2005 Permalink |
gila…kok puisinya dari 4 bait ke bawah miris amat,ya kyak gw gtu