Tagged: SAYA Toggle Comment Threads | Keyboard Shortcuts

  • Nyenius 1:00 am on November 11, 2010 Permalink | Reply
    Tags: , cerpen, , kamus besar bahasa indonesia, kreatifitas, musikalisasi puisi, perang diponegoro, SAYA, seni adalah,   

    Dekompresi Puisi: Cerpenisasi Puisi 

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III terbitan tahun 2001,  puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

    Ada pula yang mengartikan secara simpel bahwa puisi adalah pemadatan bahasa. Dan saya sendiri mengartikan puisi adalah kompresi/pemadatan suatu peristiwa, emosi ke dalam kata-kata (tentu untaian kata-kata yang dalam konteks definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tadi ya, jadi quotes ya tidak termasuk puisi).

    Jadi dari pengalaman, peristiwa fisik atau peristiwa emosional dipadatkan ke dalam gubahan puisi. Dalam gubahan kata-kata yang menyusun bahasa, singkat, jelas, tapi tetap menggambarkan esensi keseluruhan dari peristiwa tersebut.

    Contoh, perang Diponegoro yang berlangsung bertahun-tahun, diceritakan kembali dalam sebuah puisi, yang berisi 5-6 baris sajak. Atau sebuah pemikiran hasil proses berhari-hari bahkan bertahun-tahun dituangkan dalam beberapa bait saja.

    Dan apa yang dilakukan seseorang ketika dia membaca sebuah puisi? Yang pasti berusaha memahami maksud puisi tersebut, dalam kata lain berusaha menerjemahkan. Bahkan bagi yang memiliki landasan keilmuan tentang puisi, dia akan berusaha menganalisis puisi tersebut ke dalam apresiasi yang berbobot.

    Lantas, dari pemahaman yang didapat itu, kemana ‘larinya’? Tujuan dari seni adalah pemuasan kebutuhan batiniah baik bagi sang kreator maupun penikmatnya. Dan dalam hubungan jejaring kreatifitas, sudah biasa terjadi karya seorang kreator dalam satu bidang seni, menginspirasi kreator lainnya dari bidang seni yang berbeda. Seseorang membuat puisi dari sebuah lukisan misalnya. Atau seseorang membuat lukisan dari sebuah puisi.

    Dalam halnya puisi, telah banyak transformasi lanjutan yang dilakukan oleh para seniman berbagai bidang, dari bidang seni musik (dan sudah terkenal) ada musikalisasi puisi, dari bidang teater ada dramatisasi puisi, dan lain sebagainya.

    Berangkat dari definisi saya pribadi bahwa puisi adalah kompresi emosi dan peristiwa ke dalam susunan bahasa yang diatur secermat mungkin. Juga sebagai lanjutan dari apresiasi dan pemahaman puisi, ada bentuk lain yang masih bisa digarap selain apresiasi dalam bentuk analisa kritik dan kepuasan batin saja. Yaitu dekompresi puisi.

    Dekompresi puisi adalah suatu usaha menafsir ulang rangkaian emosi dan peristiwa dalam puisi ke dalam bentuk cerita (cerpen, novel, naskah teater/film). Apakah harus sama persis dengan maksud / peristiwa yang dialami oleh sang penyair? Tentu tidak, penafsiran ulang yang dituangkan dalam sebuah cerita dari sudut pemahaman pembedah akan arti sebuah puisi.

    Dan bentuk cerita yang paling mungkin adalah cerita pendek atau cerpen. Secara bentuk, cerpen lebih memiliki kemiripan dengan puisi, yaitu sebuah fragmen, potongan kecil dari sebuah garis peristiwa yang panjang. Bentuk penceritaan kedua yang lebih mungkin adalah naskah drama atau skenario film. Sedangkan untuk bentuk novel, saya pikir akan diperlukan kecerdasan yang lebih lanjut untuk mengolah sebuah puisi menjadi novel.

    Sejauh ini, saya baru dua kali melakukan dekompresi puisi ke dalam bentuk cerpen. Jadi, ketimbang saya hanya bicara saja, saya akan tunjukkan maksud tulisan ini dalam contoh konkret cerpen hasil penafsiran atas puisi Rendra berjudul Ballada Sumilah. Diceritakan ulang dalam cerpen yang berjudul sama; “Ballada Sumilah”. Silahkan dibaca di sini.

    ***Jangan ragu untuk memberi kritik tertajam Anda atas cerpen saya tersebut, pada bagian komentar tulisan ini (a critic invitation) 🙂

    ++Mobile

     
  • Nyenius 1:01 am on November 8, 2010 Permalink | Reply
    Tags: cinta fitri, , kiai, , momok, quick count, SAYA, sinetron religi, tivi,   

    Televisi Sebagai Laknat Dan Nikmat 

    Semenjak ditemukannya, televisi telah mewarnai hari-hari manusia. Menjadi teman, alat, momok, dan segudang plus minus lainnya tentang televisi.

    Tulisan ini saya buat ketika melewati tivi di kamar dan seketika sadar: “Dah lama juga gue gak nonton tivi.” Sebetulnya bukan saya aja yang dah lama gak nonton tivi, tapi juga istri saya. Selain karena memang waktu untuk menonton tivi yang seperti tidak ada, selalu ada pertanyaan di benak kami: “mau nonton apaan di tivi?” Karena merasa lebih banyak sampah yang ditayangkan tivi sekarang ini. Apapun itu, begitu tampil di tivi, bisa jadi jungkir-balik, jumpalitan, salto, dan kami tertimpa skeptis berat tentang program dan kebenaran televisi.

    Presiden kita melalui lembaga polling yang disewanya menggunakan televisi sebagai -yang menurut saya- kecurangan berkampanye. Yaitu ketika pemungutan suara masih berlangsung, quick count dari lembaga survey tersebut sudah ditayangkan. Padahal itu dipercaya dapat menggiring opini rakyat yang belum memilih.

    Production House yang mengejar pemasukan perusahaannya dengan membuat sinetron religi keblinger dengan pencitraan kiai-kiai sebagai orang sakti, tasbeh berguna untuk ngusir setan dan segala macamnya, juga tampil disitu. Berulang-ulang, tak peduli apakah penontonnya muak atau tidak. Cinta Fitri yang dibuat sejak jaman adik saya SD sampe sekarang udah SMA, masih juga tampil dengan musuh yang itu-itu saja.

    Teman saya pernah bilang, dia tidak suka baca buku, dan lebih memilih melihat berita di televisi. Karena dengan membaca buku dia takut terpengaruh oleh pikiran ‘orang yang gak jelas’. Saya balik bertanya, mengenai kejelasan sumber, lebih jelas mana tivi atau buku? Buku, kita bisa baca riwayat pengarangnya pada sampul/halaman belakang buku. Masih kurang puas, bisa searching lebih lanjut tentang si pengarang di internet. Sehingga kita tahu dari mana, siapa, orang berlatarbelakang seperti apa, kita menerima atau menolak pemikiran yang dituangkan dalam sebuah buku.

    Sedangkan televisi? Tahukah kita siapa editor sebuah acara berita (apalagi gosip)? Tahukah kita apa motif dia meluluskan sebuah berita, dan menolak tumpukan berita lainnya? Tahukah kita visi pemilik sebuah stasiun tivi? Ditambah lagi dengan fenomena monopoli tersamar yang dilakukan grup MNC terhadap stasiun-stasiun tv besar di Indonesia. Itu semakin menambah keraguan saya akan ‘kebenaran televisi’. It’s a bunch of driven informations without us knowing where they want to drive us.

    Memang tidak selamanya program televisi itu buruk, saya termasuk penggemar setia acara-acara besutan aktor senior Deddy Mizwar. Karena kebetulan saya mengikuti perkembangan beliau semenjak film-filmnya di tahun 70-an. Semenjak beliau main film panas sampai akhirnya mendapat pencerahan untuk membuat sinema-sinema religi yang cerdas.

    Walaupun suka, ada beberapa hal yang saya kritisi, yang saya anggap bisa menjadi ‘bahaya’ tertentu; bahaya salah paham. Contoh konkritnya pemenggalan cerita pada sinetron terbaru beliau yaitu Para Pencari Tuhan. Banyak sekali pemenggalan cerita yang menggantungkan status suatu masalah yang diangkat dalam satu episode, yang dengan tujuan membuat orang penasaran dan ingin menonton kelanjutannya. Tapi pemenggalannya itu pada bagian penting. Dan saya tahu banyak yang penasaran, dan banyak yang pula tidak sempat menonton kelanjutannya, yang notabene merupakan penjelas dari informasi (baca;dakwah) yang tak selesai pada episode sebelumnya.

    Tapi karena televisi juga, saya yang belum pernah ke luar negeri bisa tahu seperti apa perayaan tahun baru di London. Saya bisa tahu mengenai padang rumput anatolia yang indah. Karena televisi, orang-orang hebat dapat menyebarkan inspirasinya kepada khalayak luas.

    Televisi sebagai sebuah bentuk media massa, dapat memberikan (baca; menyebarkan) dampak positif dan negatif secara massif. Televisi tidak bisa disalahkan, dia hanya benda, sedangkan stasiun televisi merupakan bidang luas yang tak terjamah oleh tangan kita yang kecil. Tak ayal; kita yang harus siap.

     
  • Nyenius 5:16 pm on May 20, 2010 Permalink | Reply
    Tags: cairan, , Langsung, , megap, putih, reproduksi, SAYA, susu,   

    Update: Jum’at, 21-Mei-2010 

    Update Jum’at 21 mei 2010:

    Main Tank:

    1. Jam 01.00 AM. Laper, turun ke bawah, dan liat tank kayak butek, pas nyalain lampu benerannn butek airnya, warna putih susu. Langsung teringat kejadian anemon kejepit di wave maker dan semua ikan mati, dulu kayak gini juga, airnya putih susu. Tapi saya perhatikan anemon tetap ditempatnya dan tidak menunjukan gejala aneh seperti sakit atau sekarat. Cari-cari ikan, dua L6 masih hidup dan keluar perlahan dari persembunyiannya, sedangkan Unicorn langsung keluar begitu lampu dinyalakan. Cek refugium, dan disitu juga butek putih susu, tapi tidak se-keruh main tank. Saya curiga penyebabnya adalah rumput anggur alias caulerpa sedang bereproduksi, yang berwarna putih susu itu adalah spermanya. Dan kenapa refugium tidak begitu keruh, mungkin karena sperma nya tersebut naik ke atas (seperti reproduksi coral) dan langsung tersedot keluar refugium. Skimmer pun berbusa biasa saja, tidak luar biasa.

      Pembacaan probe ph menunjukkan fluktuasi yang lumayan, 1 poin; dari 8 jadi 7,9, balik ke delapan lagi, 7,9 lagi (berubah-ubah, mungkin karena cairan putih ini tidak begitu larut dalam air, dan ini menunjukkan cairan itu berpengaruh terhadap ph air).

      Saya perhatikan lagi lebih dekat kondisi ikan. L6 agak megap-megap nafasnya seperti waktu masih di tank karantina yang nitrit nya tinggi, dan Unicorn pun megap-megap, padahal waktu di tank karantina yang nitritnya tinggi pun dia nafasnya tetap santai. Nothing I can do, dan daripada ditanganin terburu-buru lantas malah kacau semuanya, segera gue matiin lampu tank dan lanjut makan, berdoa semoga tidak kenapa-napa.

      Apakah ini efek dari pemberian coral liquid kemarin siang??

      Image Image

      Image Image
      Image Image
      Begitu lampu nyala, langsung bangun

      .
    2. Siangnya kondisi mulai normal, walau masih agak berkabut putih sedikit, tapi ikan sudah tidak ada yang ngos-ngosan, dan sudah mau makan.
      Image
      baris-berbaris lagi

      Image
      clown dan host nya baik-baik saja.

      Image
      Kondisi keseluruhan


      .
    3. Hari ini beli dua buah mesin Air Pump yang pake batre, bukan yang otomatis nyala pas lampu mati. Rencananya mau dimodif supaya otomatis menyala begitu lampu mati, numpang di relay-nya float switch. Nanti saya update begitu sudah selesai dibuat.

      .
    4. Refugium:
      1. Mengembalikan siklus lampu refugium menjadi 24 jam lagi, karena terlihat bebreapa batang yang tidak begitu tegak lagi (sebeleumnya tegak ke atas).


    Quarantine Tank:

    1. Air terus berputar-putar, trickle filter belum juga dibuat.


     
  • Nyenius 5:09 pm on May 17, 2010 Permalink | Reply
    Tags: anemon, baru, , , langsing, renang, SAYA, serok, ,   

    Update: Senin, 17-Mei-2010 

    Update Senin 17 Mei 2010:

    Main Tank:

    1. Hari ini jabing makin sering keluar dari batu, mungkin sudah mulai merasa lapar dan terbiasa dengan lingkungan. Waktu saya kasih makan clown dengan pelet, terlihat jabing juga ikut memakan pelet yang nyasar ke wilayahnya. Dan lama kelamaan menyusuri pelet-pelet yang jatuh di pasir. Kasian, badannya keliatan langsing.
      Image

      .
    2. Anemon karpet sedikit bergerak lagi ke karang yang mencuat di sampingnya. Jadi model menempelnya mulai semi-vertikal. Tentakelnya tetap mekar, dan karena kaki lengketnya terhimpit, dia agak memanjangkan badannya.
      Image
      Apa dia memang sukanya nempel secara vertikal ya?

      .
    3. Sempet nyariin hermit crab kemana, ternyata sudah naik-naik ke atas karang. Dan saya heran melihat ada karang yang kemarin algaenya coklat pekat alias tebal, sekarang mulai gundul algaenya. Curiga terbesar adalah itu kerjaannya si hermit :lol: 
      Image
      Image
      Diliat dari TKP nya, sepertinya dia sempat kena tentakel anemon, makanya mundur lagi :lol: 

      .
    4. Bintang laut pasir beberapa kali muncul ke permukaan. Tapi tidak sampai betul-betul terekspos seperti kemarin. Kenapa ya?

      .
    5. Mahluk kecil seperti UFO itu (liat disini), muncul, 2 ekor nempel di kaca. Gara berenangnya seperti ubur-ubur, apakah ini ubur-ubur? Dan melihat kesempatan ini, langsung saja saya serok dua mahluk itu, dan dipindahkan ke refugium. Sampe refugium dia berenang-renang keliling, dan saya gak tau lagi kemana dia perginya.

      .
    6. Minat terbesar saya kali ini pada refugium, karena baru kali ini punya refugium, dan sebelum-sebelumnya selalu gagal melihara anggur hijau ataupun tanaman lainnya. 
      1. Siang ini, begitu liat refugium, saya menemukan seekor snail mungil di ujung batang anggur hijau, sebesar 1/3 ujung kelingking. Sayang kamera gak siap, dan doi keburu keliling ke dalam rimbunnya anggur hijau. Yang jelas itu snail, bukan jenis hermit. Diliat dari tempurungnya semodel keong macan.

        .
      2. Penampakan rumput anggur hijau ini terlihat hijau segar. Sebab pengalaman sebelumnya, baru beberapa hari juga sudah banyak batangnya yang menguning dan rontok. Mungkin karena waktu itu di main tank, arus lebih kuat dan lampu masih pake T8, jaraknya jauh pula.
        Image

        .
      3. Dari pengamatan lebih lanjut, sepertinya anggur hijau begitu ditempatkan di refugium jadi jauh lebih sehat. Terlihat dari tunas-tunasnya dan batang-batangnya yang mencuat tegak ke atas ke arah cahaya.
        Image
        tunas-tunas tegak ke atas.
        Image
        sisi kanan (dari viewer)
        Image
        sisi kiri (dari viewer)


        .
      4. Dari batang-batang yang polos, terlihat banyak serabut-serabut putih yang seperti keluar dari batangnya tersebut. Posisinya ada yang di bawah atau mencuat ke atas. Apakah ini akarnya, atau tunas batang yang baru?
        Image
        Image
        Serabut. Apakah itu akar atau tunas baru?

        .
      5. Ternyata batu anggur hijau ini terdiri dari dua batu, yang awalnya menempel karena adanya sponge yang tumbuh di batu tersebut. Dan begitu dipindahkan/diangkat, sponge nya terpecah. Ada satu batu yang hampir lepas seluruhnya dari rumput anggur, hanya beberapa akarnya masih menempel pada sponge di batu tersebut. Ini saya biarkan karena takut mengganggu pertumbuhan anggur hijau (lihat gambar Inzet A pada update tanggal 16). Apakah sebaiknya dilepas saja?

        .
      6. Membersihkan lagi batang-batang/daun yang sudah mati dari kumpulan rumput anggur yang sehat.
        Image

        .
      7. Rencananya mau terus coba pakai philip tornado daylight 15w ini sampai 1 minggu/10 harian. Baru kemudian coba pake megaman yang 10k. Atau ada saran tentang durasi percobaan penggunaan lampu untuk refugium ini?


      .

    7. Mencari turbo snail dan jabing glodok untuk mengontrol algae.

      .
    8. Mempertimbangkan menggunakan ‘Cryptic Zone Filtration’ pake drum plastik yang gede, sekalian nambah volume air. Tapi sepertinya tidak dalam waktu dekat, CD aja belum mature.



    Quarantine Tank:

    1. Pagi ini buka penutup tank karantina, dan mendapat pemandangan yang menyenangkan. Dua ekor Letter six langsung ngumpul mendekati permukaan, mengharap minta makan :smt007 Walau masih suka kaget dan langsung ngumpet. Mereka makan sangat-sangat lahap dan berenang dengan aktif, contoh yang baik buat unicorn.

      .
    2. Unicorn mulai sering menampakkan diri, dan sudah lebih berusaha mengejar pelet, walau masih kalah oleh rakusnya L 6.

      .
    3. Mempertimbangkan untuk mengakhiri masa karantina L6 menjadi 21 hari, yang mana itu akan jatuh pada hari kamis besok. Karena dikatakan daur hidup cryptocaryon dan amyloodinum adalah 3 minggu atau 21 hari, hanya saja amannya dilebihkan dari itu, untuk melihat apakah masih ada benih penyakit yang tersisa.

     
  • Nyenius 3:07 pm on May 7, 2010 Permalink | Reply
    Tags: , , , pantas, pengen, rasa saya, SAYA, sera, tidak,   

    Restarting Point: Log Akuarium Laut Toba 


    Ini adalah diary nya tank saya yang berukuran 100x50x50. Udah pengen ganti, tapi belum cukup dana. Sebelumnya saya peringatkan, posting ini akan jadi panjang, karena ini ya… diary :p Jadi harap maklum, kalo kata bule ’bear with me’.

    Sebetulnya malu saya posting re-setup tank ini. Karena kegagalan yang terjadi adalah karena kebodohan saya tidak mengikuti tumpukan saran dan pengalaman yang tiap saat saya baca di forum ini maupun di sumber lainnya di internet. Dan sekarang saya post agar bisa dapat bantuan ilmu lagi dari teman-teman disini, karena bacaan dengan pengalaman kadang beda.

    So the story goes….
    Aslinya tank ini sudah berjalan hampir setahun yang lalu, sekitar dua bulan setelah gabung disini.

    Langsung saja dibantai (pengakuan dosa dulu ya), kesalahan fatal yang saya lakukan adalaaaah:
    1. Selalu merusak ritme cycling. Punya 2 tank, dan dua-duanya cuma cycling seminggu.
    2. NEVER QUARANTINE new fish(es). Penyakit ikan adalah langganan saya.
    3. Menambahkan biota tanpa perhitungan, baik dari segi jumlah maupun rentang waktu antar penambahan biota.
    4. Seenaknya menambahkan koral tanpa mengerti bahwa yang dibeli itu sps atau lps.
    5. Tidak mengindahkan kekuatan lampu yang dipakai, actinic bekas juga dibeli (gak jelas berapa umurnya).
    6. Membiarkan ikan yang sakit didalam main tank (mostly to death, and bring the others too :(( ).
    7. Tidak menjaga kualitas air dengan baik. Nitrat selalu diatas 50, sering over calcium yang menewaskan koral secara massal. Detritrus numpuk.
    8. Terjebak memelihara ikan yang tidak kompatibel. Bahkan ada yang berantem selama 5 hari mempertahankan wilayah sampe dua-duanya mati karena sakit. Yang ini begonya masih suka aja ketipu pedagang ikan, yang pas saya laporan kejadiannya cuma diam seribu bahasa.
    9. Mengulangi kesalahan dari poin satu hingga akhir berkali-kali. :(

    Ok, saya rasa saya pantas mempermalukan diri di depan hadirin pecinta biota laut atas kesalahan-kesalahan besar saya. Dan saya meminta maaf kepada seluruh biota yang saya perlakukan dengan tidak layak….. :roll: :roll:

    Sejarah:
    a.
    Awal punya cycling cuma seminggu, langsung dikasih ikan lebih dari 5 (selanjutnya baca list kesalahan saya diatas)
    b. Terjadi 3 kali wipe-out:
    b.1. Mati lampu, anemon clown pindah ke wave maker tanpa diketahui. Begitu nyala, matilah dia, semua ikan mati, sisa 1 ekor clownfish.
    b.2. Over calcium+kualitas ganti air yang buruk (toko yang tidak jujur), semua coral mati satu persatu, ditambah semua ikan kena cryptocaryon, dan mati semua juga ikannya.
    b.3. Separuh ikan mati, karena ternyata salah setting automatic feeder, sehingga alatnya gak jalan karena salah setting itu. Setelah seminggu baru ketauan.
    b.3. Lampu (2 actinic, 1 phillips daylight) korsleting. Dan dibiarkan saja tank dalam gelap. 3 hari pertama koral mati semua (dah lupa lps ato sps), 3 hari berikutnya ikan-ikan mulai ikut mati. Begitu ikan mati semua, air dibiarkan begitu saja (tanpa ada bangkai yang diangkat) selama beberapa bulan dalam keadaan demikian. Sampai 6 bulan kemudian (saat ini) di re-cycling kembali.

    Dalam kondisi setelah ikan dan koral mati semua yang terakhir, akuarium dibiarkan tanpa ada bangkai yang diangkat, dan tidak tersirkulasi. Otomatis oksigen habis, dan semua yang hidup pun mati, hampir sepuluh (yang kelihatan) bangkai kepiting terlihat mengambang. Tapi tidak ada bau sama sekali. Detritrus semakin meningkat jumlahnya.

    Foto-foto yang lama:

    Recovering from death:

    Setelah saya lepas dari trauma kebodohan di marine tank. Saya coba kumpulkan lagi peralatan yang ada, dan mendata apa yang seharusnya ada. Selain peralatan hal lain yang saya persiapkan adalah mental. Sebuah kutipan dari tulisan yang saya lupa judulnya berbunyi ”This is a long-term commitment hobby”, menyadarkan saya tentang bagaimana seharusnya mental seorang hobiis saltwater, bersabar dan tidak tergesa-gesa.

    Spesifikasi:
    – Main tank. 100x50x50
    – Sump 40x40x40
    – Return pump, 3000ltr/hour
    – Lampu T5HO @39wx2.
    – Fan AC x2 (in and out)
    – Air yang masuk ke sump di filter dengan busa filter dan kotak filter akuarium biasa. Ditambah carbon active.
    – Wave maker resun mini.
    DIY auto top off akua galon.
    DIY Coil Denitrator pvc pipe
    DIY skimmer
    – Tester: Amonia (sera), nitrit(sera), nitrat(sera), ph(sera), ph(Tetra), phospat (sera), calcium(sera).

    Foto-foto Persiapan dan Perlengkapan:

    Image
    Hood dijadiin pusat elektrikal. Dengan pertimbangan kalo bersih-bersih gede-gedean, cukup kabel ke source yang dicabut, dan hood dicopot. Yang lagi duduk bukan gue :P

    ImageImage
    Hood ditambah kipas AC yang berhembus ke dalam dan keluar untuk sirkulasi udara sekaligus pendingin.

    Image
    Hood dalam kondisi terpasang

    Image
    Hood dibuka. Bodohnya, setelah jadi baru kepikiran, kenapa nggak depannya aja yang bisa kebuka, jadi gak mesti di ‘dongkrak’ begini :lol:


    The Diary:
    Bulat sudah, untuk saat ini saya merencanakan tank ini untuk ikan; FOWLR. Selain melihat segi perawatan yang lebih simpel, ini juga bisa buat hiburan anak dirumah.

    Langkah-langkah yang saya lakukan dalam menghidupkan kembali tank ini adalah membersihkan kotoran-kotoran yang jelas terlihat, tulang belulang ikan, bangkai kepiting, karang yang mati, detritrus. Setelah itu saya sirkulasikan kembali airnya. Masih tanpa lampu, karena rencana saya bulat pakai T5 HO, dan saat itu masih cari ballastnya (lampunya dah punya). Sempat dapet ballast di kartini, tapi ballast T5 biasa yang 40 watt, hasilnya bisa ditebak, gak nyala :p

    Setelah seminggu pertama saya angkat semua karang-karang rockwork nya, untuk di rescape kembali. Masih ditemukan beberapa koloni kecil coraline algae. Saya potong-potong karangnya, dan buat rockwork yang lebih simpel dan minimalis. Masih tanpa lampu. Di minggu ini saya sudah membuat hood tambahan untuk tempat lampu+fan+elektrikal. Jadi semua colokan diatas hood, mengingat ada anak kecil di rumah. Dari sebelumnya udah beli purple up buat bantu ngidupin lagi LR. Purple up saya beri 1 tutup setiap hari, sesuai dosing dari produsen.

    Masuk minggu ketiga saya memesan ballast dari Pak Santo. Besokannya udah sampai tuh ballast, maka dimulailah perakitan hood tersebut. Satu hal yang belum terwujud di tahap ini –sampai saat ini- adalah pemasangan ELCB dan MCB. Karena saya udah pernah kesetrum, dan udah pernah sampe pingsan jatoh dari akuarium. Lampu mulai nyala dari jam 10-05 sore. Karang mati mulai menandakan bintik-bintik ungu / pink.

    Image
    Pemasangan ini salah kata Pak Santo (via mail), harusnya pake kabel yang batangan.

    Image
    Akhirnya terang juga. Rockwork minimalis, setingan buat ikan.


    Masuk minggu keempat mulai testing air. Nitrit 0, Nitrat 50, PH 8,4. Setelah hood yang berisi fan dipasang, suhu air 28 (jarang banget 29), walau suhu ruangan 31. Saat ini juga install wave maker mini dari resun. Install PH controller model pinpoint merk cina. PH controller ini 2 minggu sekali musti kalibrasi. PH controller menunjukkan 8,3, hasil test pake Tetra 8,4.

    ImageImage
    Kipas cukup membantu, suhu ruang 31, suhu tank stabil di 28

    Minggu keenam Algae bloom. Ini masih terjadi sampai sekarang. Any suggestion how to face algae bloom????

    ImageImage
    Permulaan algae bloom – di pasir dan karang

    Image
    Bagian yang tak terjangkit


    Minggu ketujuh ganti air 20% sambil siphon lumut yang ada di pasir. Dosing purple up dihentikan karena kalsium terdeteksi hingga 500ppm (sera). Bikin
    coil denitrator pake pvc. Gw posting juga di forum ini disini.

    Minggu ini juga beli tank karantina kapasitas 29ltr. Hanging filter jebo. 2 letter six, dan 1 angel Kennedy. Kenapa bareng, karena bingung tank karantina perlu di cycling atau nggak, jadi ambil keputusan berdasarkan ingatan pernah ada yang bilang di forum, gak perlu. Dan setelah baca-baca lagi, ternyata sebenernya perlu juga, jadi harusnya pas main tank cycling dia ikut cycling juga , stupid me. Rencana ikan dikarantina minimal 1 bulan.
    Untuk diary tank karantina liat reply dibawah post ini.

    ImageImage
    algae bloom semakin parah baik di karang maupun pasir

    Image
    setelah siphoon algae di pasir, yang dikaca dibiarkan, karena waktu itu sebetulnya masih bingung ngadepin algae bloom ini, jadi penanganannya setengah-setengah.

    Image
    masih tersisa sedikit, buat minggu depan. Soalnya air yang mo diganti udah pas2an.

    Image
    CD inspirasi dari bro qodeem

    Image
    Quarantine tank


    Minggu ke delapan di main tank. Brown algae tampak mulai subur lagi di atas pasir, mungkin dari sebagian yang tidak tersiphoon, dan juga kadar phospat (>4 ppm) dan nitrat (50ppm) yang masih tinggi. Ditambahkan
    DIY skimmer yang lama, yang baru direparasi. Dengan tambahan DIY water level switch husus buat pompa skimmer, karena kalo habis mati lampu, dan tinggi air masih di neck skimmer, bisa-bisa banjir penampungan skimmernya. Dan brown algae dikarang semakin coklat pekat warnanya, tapi daya tempelnya ternyata tidak terlalu kuat, kesiram air aja pada rontok (pengalaman waktu ganti air kemarin). Rencananya sekarang mau ganti air lagi 20%. Sepertinya cycling masih berlanjut 4 – 6 minggu lagi, karena ikan masih akan dikarantina selama itu. Ditambahkan karbon aktif.

    ImageImage
    Algae bangkit kembali, yang di kaca dan karang semakin ganas. Gak tau deh kabar coraline algae yang baru tumbuh.

    Image
    carbon aktif dibawahnya

    Image
    DIY Skimmer pertama running, jam 12 malam (seting wet), yang dilingkari merah adalah Float switch untuk detek level air.

    Image
    DIY Skimmer jam 12 siangnya. Saya kira hasilnya akan lebih banyak karena air sudah lama dibiarkan, ternyata biasa aja




    bersambung di reply, sesuai perkembangan

     
c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Reply
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Go to top
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Cancel