“… orang arif akan berjalan dengan apa yang dikatakan Ranggawarsita sebagai suwung sakjatining isi, “hampa (tapi) sebenarnya isi”.

Ia melihat ke pintu dan kendi: bagian kosong itulah yang membuat benda itu berarti bagi orang lain.”

Goenawan Mohamad – Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai – H. 96