Bicara Cinta

Cinta dan Taik        

 

 

 

 

 

 

 

 

Cinta dan Taik

Baru saja ngobrol-ngobrol panjang dengan teman gue Vino (Beep) dan Anggi, pusat perhatian pada pertemuan itu adalah Vino beliau sedang mengalami patah hati berat, yah seperti apapun bentuknya, yang namanya patah hati itu berat. Gue dan Anggi ngedengerin ceritanya, kita simak kisahnya. Sebagian orang mungkin bakal mencibir dengan mengatakan; “Cuma begitu aja, berlebihan banget.” Ya mungkin mereka lupa seperti apa rasanya ada diposisi Vino. Atau mereka belum pernah ngerasain, atau mereka pernah ngerasain dan sadar bahwa hal seperti itu remeh saja. Atau seperti yang terjadi pada kebanyakan orang; Cuma mau mengerti maunya sendiri, tanpa peduli maunya orang. Kalo kata Fredy Mercury “Because you don’t know what it’s mean to me..” Bagi para pendengar yang Cuma ngedenger kilasan ceritanya aja, mungkin kisah dia gak banyak berarti, atau gak berarti apapun. Tapi bagi si Vino yang hidup langsung didalam cerita itu, beda lagi rasanya.

Gue masuk ke dalam ‘adegan patah hati’ nya Vino mungkin sudah pada minggu kesekian, istilahnya penyakit, stadium nya udah berubah. Sekarang dia berkata; “Cinta itu gak ada”, mungkin kedengerannya konyol tapi ya itu yang lagi dirasain. Mungkin banget pernyataannya berubah dalam beberapa hari ke depan (barusan aja gue sms udah ada tambahannya ‘cinta itu gak ada, tapi indah’) hahahahahaha.

Ok back to the topic, ketika dia bilang begitu, tiba-tiba gue jadi mikir sendiri apa arti cinta menurut gue? Aaaa… Nggggg…. Ummmm…. Celingak-celinguk,…… Gue gak bisa nemuin apa pun. Bagi gue, cinta itu kompleks, rumit, njlimet, ruwet. Gue sadar bakal banyak yang membantah omongan gue itu, dan gue yakin banyak orang yang bisa mengatakan definisi cinta dalam ungkapan yang ringkas, bahkan nggak sedikit yang bakal berenti baca tulisan ini ditengah-tengah karena muak ngebahas cinta dalam ungkapan bahasa, huehehehehehehe. Cinta itu seperti energi yang terus mengalir, alirannya bisa memangun juga bisa merusak. Dan sebagaimana energi, dia tidak dihancurkan atau dimusnahkan, hanya bisa berubah ke bentuk yang lain. Energi orang yang jatuh cinta dengan yang patah hati, sama besarnya, hanya beda bentuk dan aromanya. Orang yang jatuh cinta, mampu berbuat apa saja demi rasa cintanya itu, semuanya dilakukan dengan senang dan rela, orang yang patah hati mampu berbuat apa saja, demi mengungkapkan kesedihannya, biasanya dilakukan dengan murung dan destruktif. Rasa cinta dan patah hati adalah dua muka pada satu koin yang sama.

Gue bilang cinta itu ruwet, karena memang ruwet. Ngobrol ngalor ngidul, nyari solusi untuk melepaskan orang itu dari cengkraman muram, tapi tetep aja, cara apa pun masih nggak bisa nembus dinding kesedihan yang meliputi hati orang yang patah hati itu. Logika udah dipake, kemungkinan terus dicari, tapi ketika ujung-ujungnya soal cinta, siapa pun jadi tak terbantahkan, dengan logika paling sederhana sekalipun.

Pengen rasanya bilang, kalau mau tahu cinta, menikahlah, coba lihat disana seperti apa jadinya pendar-pendar cinta yang lo rasakan sekarang ini. Ketika cinta semakin masuk ke dalam tahap yang lebih serius dan menuntut komitmen yang lebih, pencurahan pikiran, raga dan waktu. Gue belum lama menikah, dan masih gagap mengeja cinta ke dalam keseharian, masih banyak rasanya batas-batas yang gue langgar. Gue berkata ke Anggi; “Kalau mau tahu definisi cinta, coba tanya sama ibumu, lihat apa jawabannya.” Gue menantang dia untuk bertanya sekaligus gue pun ingin tahu apa jawabannya (soalnya nyokapnya lebih trendi daripada anaknya). Sebab tidak mungkin rasanya gue nanya hal itu ke ibu gue sendiri, rasanya orang tua gue bukan orang yang suka menjelaskan panjang lebar tentang hal-hal seperti itu, akan lebih mudah bertanya tentang hal-hal praktis kepada mereka. Dan tanpa bertanya pun gue udah melihat betapa cinta telah mewujud dalam kerja dan laku sehari-hari mereka, dalam diri mereka cinta sudah melampaui batas definisi dan arti, cinta telah menjadi dirinya yang seutuhnya. Tapi gue gak ungkapin hal itu, Cuma senyum aja membiarkan Vino menikmati definisinya sendiri.

Coba baca salah satu puisi lama Vino yang mengena pada kondisi dia sekarang Aku, Dia dan Hilang.

Sampai akhir pertemuan, pikiran gue gak bisa jelas membayangkan soal cinta, rasanya mendadak penuh kepala ini. Di kafe tempat kita ngobrol itu, tak habisnya mengalun lagu-lagu penyayat hati, terbayang sepintas; cinta itu egois.