Trotoar – Trowongan

Mentari hilang entah kemana
Diganti bulan
Dibantu lampu-lampu kota
Dua yang bernyawa berada di trotoar trowongan

Ku rasa yang di rasa oleh nya
Kedinginan, menggigil
Suara jangkrik bersiul
Binatang-binatang besar yang berisik

Ku pandangi terus
Kadang-kadang tampak mengabur
Dimata ku yang tersapu angin

Ku dekati dua yang bernyawa
Ku ajak ber kata-kata
Lapar sudah biasa
Kenyang luar biasa
Itulah lantunan yang terderai
Dari dua yang bernyawa penerus Bangsa.

MaMaT
09/09/02