Ballada Luka

Sebuah rumah di Jl. Kampus VII No. 10a

Di bawah bulan suram
dan angin kesedihan
perpisahan mencekikku
Menyeret pada kenyataan

Cahaya-cahaya di jalanan
Semuanya suram
Hilang sinarnya diserap duka

Setiap becak yang berlalu
pergi dengan air mata

Asap kretek yang kuhisap
Menarikan altar kesedihan
Diwajahku

Dengan sesaji air mata setitik
Kupinang kesedihan di langit sana

Jangkrik bernyayi memastikan
Disayapnya kepak perpisahan berdengung

-asap dan angin berdansa-

Pada kaleng susu kesehatan
Kenangan bersemayam
Pada genting sekolahan lebih lagi

Malam ini
Langit tak berhias
Disimpannya bintang
Dalam tumpukan awan-awan kelam

Dikejauhan orang tetawa nikmati kosmos lain kehidupan

-yang jelas bukan perpisahan-

Dedaunan merunduk,
Titiskan air matanya ke dada bunda
Bunga-bunga keringkan madunya
Demi suasana yang duka
Genting-genting berlompatan
Bingung hendak kemana

-asap dan angin terus berdansa-

Semuanya bertumpuk,
Paksa air mata cium dunia

Bila tujuh menjadi lima
Apakah sama !?!?

Kita semakin kehilangan warna


======================
Toba
Bandung.