Hobby
Berbicara manfaat hobi itu titik beratnya lebih ke outcome ketimbang output. Maka dari itu perkuat income-nya 🤣🤣🤣
Berbicara manfaat hobi itu titik beratnya lebih ke outcome ketimbang output. Maka dari itu perkuat income-nya 🤣🤣🤣
Berkejaran dengan hujan
mengintip asal mendung terlahir
Perjodohan pertama adalah ketika ruh ditiupkan ke jasad. Penyatuan roh dan jasad.
Empat hari belakangan ini gangguan asam lambung, pencernaan dan persendian mendera saya. Pilihan paling mudah adalah istirahat. Sialnya waktu istirahatnya juga nggak optimal. Sore tidur, malamnya mata sukses terbelalak.
Cari mencari aktifitas akhirnya saya putuskan untuk membaca ulang komik Dragon Ball dari awal. Sedikit demi sedikit membaca lagi ceritanya dari awal pada posisi saya sekarang, sudah menikah, bekerja, ber-hobi, cukup membuat terperangah.
Beberapa pemahaman baru tentang ceritanya menyeruak di kepala. Posisi saya sebagai ayah dan suami memberikan warna baru terhadap pemahaman akan alur dan maksud ceritanya, dan tentu juga makna yang tersirat didalamnya.
Membaca komik ini kembali menggelitik pikiran saya mengenai bagaimana si pengarang membangun jalinan cerita saat ini dan pengembangan selanjutnya di masa depan. Yang saya dapatkan adalah, sensei Akira Toriyama selalu memberikan celah pada tiap jalan ceritanya. Seperti tabungan-tabungan kecil untuk pengembangan di masa yang akan datang, yang tidak perlu dijelaskan sekarang. Celah yang akan dikuak nanti ketika diperlukan.
Saya cukup menyadari dan menikmati kehadiran celah-celah tersebut. Ada yang kecil dan ada celah yang cukup besar. Dan kembali menyadari kembali bahwa komik ini turut membangun karakter dan pembawaan saya saat ini. Really amazing!
Kesimpulannya, komik Dragon Ball memang bagus. 😀
Dan hujan mengguyurmerutuki kekosongan
membasahi relung hati dengan sepi
sepetik nada blues menggores dindingnya
memberikan sedikit manis pada pahit
ruang membuatku ingin pergi
ayat suci membuatku bersalah
blues menjadi masuk akal
Dan hujan mengguyur
membasahi lahan ketidakpastian baru
bukan, bukan masa depan menggundahkan
bukan pula kemalangan menggulanakan
aku kesepian
waktuku dan waktunya dan waktu mereka
tak bertemu padu
pertemuan menjadi singkat
perpisahan berasa berat
hatiku meratap
merutuk
sendirian di dalam ruang
ruang membuatku ingin pergi
mataku seluruhnya
tak sanggup memandang Tuhan
malu sangat
rasanya tidak ada dimana-mana
rasanya tidak terasa apa-apa
rasanya ruangan ini terlalu besar dan kosong
ruang membuatku ingin pergi
hatiku menjerit
dengan derit kaki lemari yang bergeser
mungkin lelah
atau entah
Rasanya rasa ini tak asing lagi
rupanya, ada waktunya dia kembali
22:13, 2 Juli 2016
Memiliki keahlian berbeda dengan memiliki keahlian yang terdokumentasi. Rntahlah apakah itu susunan kalimat udah bener apa belum.
Saya rasa banyak orang yang memiliki keahlian husus, tapi jarang yang memiliki kemauan untuk mendokumentasikannya.
Saat ini saya punya masalah yang mungkin solusinya adalah dengan mendokumentasikan sebagian keahlian yang saya miliki. Demi kemajuan dan keberlangsungan sebuah entiti bisnis. Yup, saya pikir bukan hanya saya yang punya masalah ini, bisa dikatakan hampir semua enterpreneur yang memulai usaha sendirian.
Di masa awal biasanya akan dimulai dengan kondisi serba minim. Minim dana, peralatan, dan terutama wawasan pengetahuan. Seiring bertumbuhnya bisnis tersebut ketiga komponen tadi akan berkembang, dan yang perkembangannya paling kaya, tidak terprediksi adalah wawasan pengetahuan. Semakin banyak masalah dalam bidang usahanya yang dapat ia pecahkan dan diketahui solusinya, baik ketika dia memiliki perangktnya maupun belum.
Masalah timbul ketik dia membutuhkan tenaga manusia tambahan agar usahanya mampu mencerna semua pekerjaan yang masuk; knowledge nya terpusat di satu orang saja. Dia tahu bagaimana menyelesaikan semua pekerjaan itu, tapi tidak mungkin mampu mengerjakan semuanya sekaligus. Karena umumnya semua pekerjaan memiliki time-frame sendiri, yang tidak jarang tenggatnya berdekatan atau bersamaan.
Peradaban manusia telah hadir sekian lamanya dan memiliki jawaban masing-masing di tiap zaman-nya. Dan sudah seratus tahun pebih dunia menjawab tantNgan tersebut dengan sebuah entitas bernama perusahaan. Sebuah perusahaan yang baik dalam mempertahankan eksistensinya tidak bergantung kepada figur personal, dia bergantung pada rel kerangka kerja; sekumpulan pengetahuan yang diorganisir sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuannya yang menjadi sebuah sistem yang unik bagi perusahaan tersebut.
Meski demikian, kondisi ‘re-inventing the wheels’ seringkali (bila tidak dibilang selalu) hinggap di kondisi enterpreneur pemula. Karena contoh sukses sistem perusahaan biasanya terlalu besar untuk diterapkan pada usaha yang baru tumbuh. Dan sekarang saya berkesimpulan kondisi tersebut adalah ‘neraka’ yang wajib dilalui enterpreneur baru.
Stupid as it sounds, but it helps him to know the base of how bigger framework works. Selanjutnya, apakah ia akan mengadopsi sebagian atau keseluruhan sistem perusahaan yang sudah ada tidak akan menjadi salah. Karena dia mengadopsinya dengan pengetehuan yang jelas tentang mengapa tindakan itu dia ambil. He KNOWS what he do, and why.
Saya hidup dengan bisnis yang sebagian besarnya saya rancang bangun sendirian, permulaannya dan pengembangannya. Mulai dari aspek kebersihan tempat usaha, pemasaran, restocking, display, keuangan, hingga mesin-mesin pembantu pekerjaan. Dan sekarang usaha ini tumbuh lebih besar dari kapasitas saya sebagai pribadi. Saya butuh memberikan pos-pos pekerjaan tersebut kepada beberapa orang khusus, agar semua potensi dapat tergarap dan utamanya pekerjaan dan rencana bisa terealisasikan dengan baik.
Jadi pekerjaan rumah yang besar bagi saya adalah mendokumentasikan isi kepala saya, kemampuan saya menjadi dokumen yang dapat dibaca, dipelajari dan dipahami. Mudah kedengarannya, tapi tidak begitu dengan prakteknya. Dibutuhkan tenaga dan waktu untuk mengerjakan dan menyelesaikan PR tersebut. But, why can’t I say it’s a new hobby 😉
At times, people seems off, and when it happen make sure you don’t.
Hujan yang turun sore ini terasa sopan. Perlahan dikirimnya mendung satu jam sebelum kehadirannya. Kemudian tetesan air merintik membasahi daunan dan rumah-rumah. Membawa aroma tanah basah yang romantis.
Langit abu-abu muda meruntuhkan semua urusan-urusan. Melambatkan detak jantung yang terus dipacu hasrat. Memaksa danau dalam jiwa berhenti meriak.
Dunia ini penuh lapisan yang menutupi kesejatian; apa-apa yang ada dibalik hijab pandangan mata. Contohnya langit kelabu ini, aku tahu persis dibalik sana matahari masih meraja. Bahkan pada kegelapan malam pun matahari sejatinya tak pernah memadamkan apinya.
Kita hanya berputar, diputar, diblender dalam sajian pemandangan yang kasat mata. Sampai hilang kontrol atas reflek pengolahan realitas dan data, lantas bertindak dengan bodohnya. Dengan bodohnya.
Tanah, besi, kayu, air, api, seharusnya menjadi unsur pembentuk yang membantu. Bukan tujuan. Tetapi kekuatan yang menyentuh fisik kita selalu membutakan kota dalam takut dan takjub.
Padahal kekuatan tak kasat mata, yang mendesak ke dalam batin jiwa jauh lebih sering mengintimidasi dan membahagiakan kita.
Langit mendung berwarna abu-abu muda, karena diberi cahaya matahari dibaliknya. Begitu juga raga yang sehat dan bahagia, didorong batin yang kaya dan sadar.
Kesejatian, Tuhan, bukakanlah pintu kesejatian padaku.
Batinku, maaf sudah lama kita tidak bicara.
Google Inbox aplikasi kotak email dari google yang membantu pengguna menjaga mailboxnya selalu kosong. Yup, kosong. Sekarang ini dengan semakin maraknya pemasaran via email dan notifikasi berbagai hal via email, maka inbox pemilik email menjadi sesak dengan email-email yang sebagian besar tidak penting.
Maka dari itu aplikasi semacam ini muncul untuk memudahkan pengguna ‘membuang’ email yang tidak penting atau sudah tidak memerlukan perhatian kita lagi. Dengan inbox yang bersih membuat kita kembali awas dengan email-email baru yang lebih penting mendaoat perhatian kita.
Aplikasi semacam ini yang saya tahu diawali aplikasi iPhone keluaran Dropbox, yang pada peluncuran perdananya sampai ratusan ribu pengguna harus mengantri sebelum bisa menggunakan aplikasi tersebut. Namun disayangkan setelah setahun aplikasi tersebut ditutup. Mungkin karena ada tujuan perusahaan induk tidak tercapai dengan hadirnya aplikasi tersebut.
Facebook belakang ini semakin runyam centang perentang. Bagi saya sudah tidak nyaman lagi untuk menuliskan isi pikiran. Karena fenomenanya kita nulis ke arah mana, eh tau-tau ada yang ngerasa kesindir dll.
Jadi facebook memang sudah tembok jalanan yang tidak bisa sembarang kita nulis ini-itu, kebanyakan orang isengnya, apalagi kalau friendlist nya banyak.
Yah lebih baik kembali kesini, ke ember sendiri. Lebih bebas mau numpahin air atau martabak. 😀
Reply